Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Al Quran Braille, Hadiah Ramadhan untuk Siti Nurjannah

Bulan Ramadhan tahun ini bisa jadi salah satu Ramadhan terindah dalam hidup Siti Nurjannah (16). Kini, ia tak perlu lagi meminjam Al Quran braille di perpustakaan sekolah atau Sekretariat Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia Solo, Jawa Tengah.

Remaja yang duduk di kelas VII Sekolah Luar Biasa Bagian A Yayasan Kesejahteraan Anak- anak Buta, Kota Solo, Jawa Tengah, itu menjadi salah satu dari 20 orang yang mendapat pembagian satu set Al Quran braille. Dengan demikian, ia bebas membaca Al Quran kapan pun ia inginkan, termasuk malam hari seusai shalat tarawih seperti anjuran gurunya. Siti pun makin bersemangat memperlancar bacaannya.

”Senang sekali rasanya punya Al Quran sendiri, bisa membaca tiap hari dan menghafalkan surat-surat. Biasanya cuma meminjam dengan rasa waswas, takut hilang, sehingga saya jarang meminjam kalau tidak terpaksa untuk mengerjakan tugas sekolah,” kata Siti seusai pemberian bantuan Al Quran braille di Sekretariat Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Solo, Minggu (6/9).

Siti baru sebulan belajar membaca Al Quran dari kakak-kakak kelasnya yang sudah lancar membaca Al Quran berhuruf braille. Sebelumnya, ia hanya mendengarkan orang mengaji karena di tingkat sekolah dasar, Siti tidak mendapat pelajaran membaca Al Quran braille.

Ia lantas sibuk menelusuri kumpulan titik timbul di atas selembar kertas putih dengan jari tangan kanannya. Sesaat kemudian, ia melantunkan surat Al Hijr yang termuat dalam juz 14. Terjemahan ayat-ayat ini ada di bagian belakang.

Harga satu set Al Quran berhuruf braille yang terdiri dari 30 jilid mencapai Rp 1,5 juta. Bandingkan dengan Al Quran biasa yang harganya ada yang di bawah Rp 100.000 karena terdiri dari satu kitab. Karena mahal, tidak heran jika tidak banyak penyandang tunanetra yang memiliki Al Quran braille secara pribadi.

”Kami dapat bantuan 20 set Al Quran braille dari Ummi Maktum Voice di Bandung sebagai jawaban proposal yang kami kirimkan setahun lalu,” kata Ketua Dewan Pengurus Daerah ITMI Solo Sunaryo.

Anggota ITMI ada sekitar 30 orang. Enam di antaranya menjadi pengajar membaca Al Quran. Mengajar membaca Al Quran braille, menurut Sunaryo, lebih sulit karena membutuhkan kepekaan lebih tinggi terhadap huruf.

Koordinator Seksi Pendidikan dan Dakwah ITMI Solo Heru Eko Prihatin mengatakan, setiap minggu ketiga, ada kursus membaca Al Quran bagi anggota. Namun, jika menginginkan kursus di luar waktu itu, juga diakomodasi.

”Selama ini perpustakaan kami hanya punya dua set Al Quran braille. Dengan bantuan ini, belajar membaca Al Quran tidak lagi menjadi hambatan bagi tunanetra,” kata Heru.
-Laporan wartawan KOMPAS Sri Rejeki-
Sumber : Kompas Cetak

0 comments:

Posting Komentar